M 324
Penyakit jasmani seluruh dunia manusia mengambil berat. Mereka sangat takut ditimpa penyakit fisikal. Dengan seriusnya mereka melahirkan dokter-dokter untuk mengkaji, menyelidiki, mengobati, menjaga, mempromosikan penyakit-penyakit terutama yang berbahaya, mengenali sumber-sumber penyakit, meneliti obat-obatnya, menjaga makanan dan mencegah jangan sampai menular. Dokter-dokter penyakit lahiriah ini bukan hanya mengingatkan, bukan hanya membuat penjelasa. Tetapi turun tangan secara praktekal, memberi makan obat dan memprogramkan si sakit. Kalau perlu dibedah dibedahlah. Kalau perlu istirahat diistirahatkan. Kalau perlu tidur ditidurkan. Kalau perlu dibuat gerakan fisikal dilaksanakan. Kalau perlu dipotong dipotonglah. Setiap tahun diciptakan alat-alat canggih untuk mengenali penyakit. Berbilion-bilion rupiah uang dikorbankan. Padahal penyakit lahiriah ini berbahayanya hanya menderita di dunia. Sedangkan di Akherat beruntung karena dia penghapus dosa atau meninggikan derajat seseorang di Surga. Tetapi penyakit rohaniah sangat berbahaya. Di dunia melahirkan gejala-gejala masyarakat yang merusakkan bukan sahaja diri orang itu tetapi agama, bangsa dan negara. Sementara di Akherat nanti akan masuk Neraka. Tetapi tidak juga dipandang berbahaya. Mengobatinya hanya sekadar ceramah-ceramah, forum-forum dan memberi ilmu ala kadarnya. Tidak ada dokter-dokter kerohanian yang benar-benar terjun turun tangan mendekati si sakit. Tidak ada penyelidikan. Tidak ada pengkajian. Tidak ada obat yang tepat. Tidak ada latihan. Tidak ada program yang teratur. Tidak ada pencegahan dan larangan. Mengobatinya sambil lewat saja. Mengorbankan uang rupiah untuk memerangi penyakit kerohanian terlalu terbatas. Dokter-dokter dan cara untuk mengobatinya tidak ada terangkai di seluruh dunia seperti penyakit jasmani.
M 325
Ketika kita berhadapan dengan nikmat hendaklah kita merasakan bahwa kita tidak pantas menerimanya. Tetapi Allah swt sudah mengaruniakannya. Ingatkan didalam hati bahwa ia datang dari Allah swt. Semoga kita bersyukur. Hendaklah merasa takut karena kita tidak tahu apakah ia diberi dengan rahmat atau istidraj.
M 326
Jika kita mengingati dosa kita maka tidak nampak lagi kebaikan kita. Apalagi untuk dibanggakan.
M 327
Lahirkanlah kemesraan antara kita sesama manusia. Karena itu adalah haknya. Tetapi jangan putus hati kita dengan Allah swt. Karena itu adalah hak-Nya pula.
M 328
Apabila rasa senang dengan pujian dan rasa sakit dengan kehinaan. Ini menunjukkan kita ada kepentingan pribadi (huzuzun nafs). Tanda kita tidak ikhlas membuat kebaikan.
No comments:
Post a Comment