M 284
Apabila hilang malu maka benteng diri manusia sudah runtuh. Segala gejala buruk mudah saja menyerangnya. Pada waktu itu setiap perkara yang malu dilihat pada tubuh manusia akan didedah dengan cara dihias. Akibatnya akan merangsang manusia lain. Maka penyakit hilang malu ini akan menular merata ke seluruh masyarakat. Sehingga punahlah akhlak dan terkuburlah satu bangsa.
M 285
Banyak orang menyebut nafsu tetapi tidak banyak orang yang tahu bagaimana untuk membaiki nafsu. Jika nafsu tidak dapat dibaiki artinya kita sudah membuat highway didalam tubuh kita untuk perjalanan setan. Jika perjalanan setan ada didalam tubuh kita. Artinya setiap detik kita digoda oleh setan tetapi kita tidak sadar. Akhirnya kita jadi bola oleh setan. Dia dapat menendang kita ke mana-mana. Pada waktu yang sama adakalanya kita maki setan, setan ketawa.
M 286
Kalau seseorang itu tidak takut matanya membuat dosa atau telinganya membuat dosa atau lidahnya membuat dosa. Lebih-lebih lagi tidak takut farajnya membuat dosa. Artinya dia membuat zalim pada diri sendiri. Orang ini jangan harap dia dapat berlaku adil dengan orang lain. Karena dengan diri sendiri saja dia tidak adil. Cuma suasana dan keadaan saja yang adakalanya mencegah mereka berbuat zalim kepada orang lain.
M 287
Kalau kita bersandar dan menaruh harapan kepada makhluk seperti kepada suami, istri, ibu bapak, pemimpin atau kawan. Maka kita akan kecewa. Suami dapat meninggal dunia atau menceraikan kita. Istri dapat lari atau mendatangkan masalah kepada kita. Ibu atau bapak dapat meninggal dunia atau sakit yang serius sehingga tidak dapat bertanggungjawab. Pemimpin dapat meninggal dunia atau menzalimi kita. Kawan dapat meninggal dunia atau pergi meninggalkan kita. Atau sakit sehingga tidak dapat membela kita. Oleh karena itu menyerah dirilah kepada Allah swt Yang Maha Sempurna lagi Maha Berkuasa. Allah swt tidak meninggal dunia, tidak sakit, tidak tua dan tidak menzalimi kita.
M 288
Kalau ingin tahu bagaimana jahat dan liarnya nafsu kita maka kita lihatlah perangai dan tingkah laku kita. Mudahkah kita mengontrol diri kita dari tamak? Dari bersenang-senang bergaul dengan wanita? Mudahkah kita menerima nasehat dari orang lain? Mudahkah kita memaafkan kesalahan orang? Mudahkah kita meminta maaf? Mudahkah kita sabar menerima ujian? Mudahkah kita bersyukur menerima nikmat? Mudahkah kita berkhidmat untuk orang lain dengan tidak menginginkan balasan?
No comments:
Post a Comment