MADAH


M 184
Di akhir zaman ini banyak perkara aneh. Diantaranya ada orang yang membuat pekerjaan semata-mata untuk mencari nama. Sekalipun terancam nyawanya dan tertinggal agamanya. Kemudian diagungkan oleh bangsa dan negara sebagai pahlawan. Seperti seseorang yang dapat memanjat gunung yang tinggi tetapi ada yang jatuh dan meninggal dunia. Atau seseorang yang berenang merentas lautan tetapi ada yang dimakan ikan. Atau seseorang yang berlari beratus-ratus kilometer tetapi ada yang cedera parah. Didalam Islam seorang pahlawan itu ialah karena kuat melawan nafsunya sehingga dia menjadi seorang yang berakhlak tinggi. Tetapi orang tidak ada yang peduli.

M 185
Kalau ada golongan yang melakukan kemungkaran, pandailah menyembunyikan keburukannya. Kemudian untuk mencari nama atau untuk tujuan-tujuan tertentu maka ikut serta membanteras gejala masyarakat. Sehingga masyarakat umum menganggap mereka adalah wira masyarakat. Tetapi Allah swt mengetahuinya. Sehingga usaha itu selalunya gagal. Karena ada tangan yang tidak ada berkatnya dan penuh dengan maksiat. Sehingga Allah swt tidak membantunya. Ini menjadikan orang lain yang baik sama-sama terhijab untuk mendapat pertolongan dari Allah swt Al Mannan.

M 186
Selalulah merasa bersalah. Lebih-lebih lagi pada waktu bersalah maka terasa kita hamba. Malulah kepada Allah swt karena berhadapan dengan nikmat. Rasakan bahwa kita tidak layak untuk menerimanya tetapi Allah swt memberinya juga. Pada Allah swt dunia ini tidak ada nilainya, agar kita tidak merasa sebagai orang yang istimewa. Baik sangkalah selalu dengan orang Mukmin, kecuali orang itu masyhur kejahatannya. Senantiasalah berkawan atau jangan berkawan kalau kita tidak dapat memenuhi syarat-syaratnya.

M 187
Kalau hiburan itu dirangsang oleh nafsu, maka sesudah berhibur jiwa akan merasa gelisah. Jika hiburan itu mendarah daging, maka jiwa resah tidak tentu penyebabnya. Akhirnya mudah marah-marah, jiwa sensitif, mudah tersinggung, mudah merajuk dan mudah kecewa. Kemuncaknya mudah putus asa.

M 188
Sangat susah untuk berjiwa hamba setiap waktu. Karena berpuncak dari rasa bertuhan. Untuk merasa bertuhan setiap waktu dan dibawa ke mana-mana tidak semudah yang diperkatakan. Jika rasa bertuhan wujud setiap waktu maka dari situ akan timbul rasa kehambaan. Itulah yang melahirkan akhlak yang mulia.

No comments:

Bumi Tuhan... Bersaksilah