Itu isunya. Kita tak tahu. Tak pernah tahu, tak mungkin tahu atau tak ambil tahu. Pokoknya kita tidak tahu! Kita tidak tahu apa yang mendorong seseorang itu menjadi jahat. Apa mungkin dia pernah dijahati sebelumnya atau dipaksa melakukannya.
Apa yang mengheret seseorang itu menjadi jahil. Apakah mungkin kerana malasnya dia, atau buruknya guru nya dahulu, atau kekurangan hidup, atau dia telah berusaha sehabis baik, atau mungkin dia tidak jahil tetapi terlalu alim hingga kita yang bodoh ini melihatnya seolah jahil kerana tak tercapai kefahaman darinya. Boleh jadi apa saja. Pokoknya, kita tidak tahu.
.
.
Kita tidak tahu seorang gadis yang menangis di tepi jalan, apakah kerana ditinggalkan kekasih, atau beg nya baru diragut, atau mungkin cuma matanya masuk habuk jalan raya.
Pelajar yang kerap ke tandas mungkin dilihat mengelat dan teruk tapi kita tidak tahu mungkin dia mengalami batu karang atau masalah usus. Kita tidak tahu.
.
.
Seorang lelaki yang tidak bangun solat sunat rawatib di masjid. Kita tidak tahu mungkin dia berniat menjaga tabung masjid dari dicuri saat semua jemaah lain sedang menguruskan 'pahala' sendiri. Lelaki ini pula memikirkan mashlahat yang lebih besar. Kita tidak tahu bahkan kadang menghukum.
.
.
Begitu juga keilmuan. Kita tidak tahu mengapa imam abu hasan ashaari memilih uslub begitu sedang ibnu taimiyyah memilih begini. mengapa ada qaul qadim dan jadid. Mengapa terjadi mehnah dan label ahlul bidaah. Siapa mereka, kenapa mereka dan bagaimana. Kita tidak tahu.
.
.
Kita tidak tahu kenapa tunku singkirkan singapura melainkan hanya dari sehelai dua buku teks sejarah. Apa yang dihadapinya, dilemanya, pemikirannya.. kita tidaklah tahu.
Itulah kita.. sebenarnya lebih banyak yang kita tidak tahu berbanding apa yang kita tahu. ironinya Saat kita mengatakan si fulan jahil, kita pula jahil tentang apakah yang menyebabkan kejahilannya.
.
.
Saat kita memberikan lembu makanan yang banyak supaya gemuk, adalah supaya kita pula dapat memakannya nanti. Jika lembu tahu hakikat niat kita itu, barangkali dia mogok lapar.
Lalat yang lebih banyak hidup di najis tetapi stay healthy. Apakah penawar yang terkandung dalam tubuhnya hingga begitu sekali tahap imunisasinya.
.
.
Ahh.. terlalu banyak yang kita tidak tahu. Terlalu banyak. Maka berusahalah kearah tahu. Dari banyak memperguna masa memperluas sengketa sesama kita, lebih baik sedar tentang kejahilan diri dan mula membaca dan memahami agar kita menjadi lalat yang kuat dan lembu yang tidak mudah disogok.
.
.
CREDIT
Karya Ibnu Rijal
. .
. .
No comments:
Post a Comment