Syarat-syarat Ukhuwah Islamiyah
Bismillah dan assalamualaikum. Kali ini aku berminat utk berkongsi dgn rakan2 tentang sebuah perkara yg baru aku pelajari. Maybe sebelum ini aku hanya dengari gitu2 sahaja, namun alhamdulillah kerana aku telah diberi kesempatan utk memahami apekah yg dimaksudkan dgn ukhuwah islamiyah yg kite sering dgr saban hari. Aku amat tertarik dgn definisi ukhuwah yg dijelaskan oleh Imam as-Syahid Hassan al-Banna ;
“Terikatnya hati-hati dgn ruh-ruh ini dgn ikatan aqidah, kerana aqidah itu adalah ikatan paling kuat dan mahal. Ukhuwah itu saudara iman, perpecahan itu saudara kekufuran. Kekuatan yg pertama adalah kekuatan kesatuan dan tidak akan wujud tanpa kasih sayang. Serendah-rendah ukhuwah itu adalah berlapang dada, dan setinggi-tingginya adalah ‘ithar’ (melebihkan kepentingan saudara lain)”
Definisi yg diberikan oleh al-Banna pastinya mengetuk hati2 kita, dan mengajak kita utk membuat koreksi ikatan ukhuwah yg kita bina bersama saudara2 kita yg seagama. Adakah sudah mempunyai ciri2 seperti yg disebutkan di atas? Jika belum lagi, mari kita perbaiki bersama, dapat asas pn jadi la kan. Sekurang2nya kita sudah dapat teori dan tahu ke arah mana seharusnya kita letakkan halatuju kita dalam bersaudara sesama kita. InsyaAllah. Dan di bawah ini pula adalah artikel yg aku petik dari ausis.org yg membahaskan tentang syarat2 ukhuwah Islamiyah. Seperti solat yg kita lakukan sehari2. Sudah tentu kita memelihara kesemua syarat2nya agar solat tersebut sah dan sempurna dan sebelum diterima oleh Allah swt. Begitu juga dgn ukhuwah, turut mempunyai beberapa syarat yg perlu dipatuhi agar ia layak ataupun sah diterima sbg ukhuwah Islamiyah. Sama2 kita berkongsi bersama. insyaAllah..
Ukhuwah Islamiyah memiliki persyaratan dan landasan yang harus dipenuhi agar dapat diterima oleh Allah SWT. Berikut ini adalah syarat terpenting dan landasan paling pokok dalam menerapkan ukhuwah Islamiyah.
1. Ikhlas karena Allah Semata
Ukhuwah islamiyah akan terlaksana jika orang-orang yang terlibat di dalamnya mampu membebaskan dirinya dari kepentingan dan keuntungan pribadi. Mereka berukhuwah atas dasar semata-mata karena Allah. Jika ukhuwah ini berlandaskan semata-mata karena Allah swt., maka akan memberikan dampak positif yang keberadaannya dapat dirasakan masyarakat.
2. Harus Disertai Iman dan Takwa
Ukhuwah islamiyah tidak mungkin akan terwujud kecuali seorang muslim memilih sahabat-sahabatnya yang mukmin dan mengambil teman-temannya yang paling beriman dan bertakwa. Allah berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara…” (AJ-Hujurat: 10)
“Teman-teman dekat pada hari itu sebagiannya musuh bagi sebagian yang lain, kecuali yang bertakwa.” (Az-Zukhruf: 67)
Rasulullah juga bersabda:“Abu Sa’id Al-Khudri mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, ‘Janganlah kamu berteman melainkan orang mukmin dan janganlah makan makananmu melainkan orang yang bertakwa’.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Hakim, hadits shahih)
Jika ukhuwah islamiyah ini terdiri atas orang-orang beriman dan bertakwa, maka ikatannya akan kukuh dan kuat, tidak mungkin tergoyahkan oleh apapun dan siapapun, walau badai fitnah dan angkara murka mengguncangnya.
3. Harus Iltizam (Komitmen) dengan Manhaj Islam
Keiltizaman ukhuwah dengan manhaj Islam akan dapat terwujud jika dua orang atau pihak yang saling bersaudara berjanji setia untuk berhukum dengan hukum Allah swt. dan mengembalikan segala persoalan kepada petunjuk Nabi Muhammad SAW.
Hal ini telah diisyaratkan oleh Nabi Muhammad saw. dalam hadits yang menjelaskan tentang dua orang yang saling mencintai dan berpisah karena Allah. Keduanya berjanji berkumpul untuk berpegang teguh kepada syariat Allah dan berpisah dalam keadaan tetap mengamalkan syariat Allah.
Oleh karena itu, bila dua orang Sahabat Rasulullah SAW berjumpa, mereka tidak akan berpisah kecuali satu diantara mereka telah membaca surat Al-‘Ashr, kemudian saling mengucapkan salam. Hal ini menunjukkan bahwa keduanya berjanji setia melaksanakan manhaj Islam dalam hidupnya. Mereka berjanji setia atas dasar iman dan amal shalih untuk saling berwasiat dengan kebenaran dan kesabaran serta berjanji setia akan selalu menegakkan Islam serta beriltizam penuh dengan Al-Qur’an dan seluruh prinsip Al-Qur’an, baik keyakinan hatinya, ucapan lisan, dan amal fisiknya.
4. Tegak Berasas Nasihat karena Allah
Seorang muslim harus menjadi cermin saudara muslim lainnya. Jika salah seorang muslim melihat saudaranya berbuat baik, ia memberi semangat agar terus meningkatkan amal kebaikannya. Akan tetapi, jika ia melihat saudaranya mengerjakan sesuatu yang kurang sempurna, ia akan menasihatinya dengan cara yang baik, -secara diam-diam- dan menganjurkan agar ia bertaubat kepada Allah agar kembali ke petunjuk Dinul Haq. Dengan demikain, terjadilah tolong-menolong yang penuh keutamaan, dan jauh dari kenistaan.
Jelaslah bahwa salah satu konsekuensi iman adalah menjauhkan dan memutuskan hubungan dengan orang-orang yang terus-menerus dalam kekufuran serta memusuhi Allah dan Rasul-Nya. Di pihak lain, Islam menempatkan ikatan ukhuwah islamiyah di atas semua ikatan, dan menempatkan persaudaraan aqidah Rabbaniyah berada di atas segala persaudaraan. Oleh karena itu, prinsip Islam yang tetap dan tidak berubah-ubah adalah, “Sesungguhnya orang yang beriman itu adalah bersaudara.”
5. Setia dalam kesenangan dan kesusahan
Rasa kesetiaan dan tolong-menolong saat susah dan senang tidak akan terwujud jika dikalangan mereka tidak tumbuh rasa sependeritaan dan sepenanggungan. Oleh karena itu, jika Islam mewajibkan berbuat tolong-menolong sesama muslim, sudah tentu tolong-menolong tersebut berada dijalan Allah. Karena pada hakikatnya, dua orang yang bersaudara di jalan Allah telah mengikat janji setia untuk selalu berpegang dengan manhaj Islam, baik perkataan maupun perbuatannya. Mereka berjanji untuk melaksanakan Islam secara utuh dan konsekuen, tidak boleh melakukan penyimpangan sedikitpun dari garis-garis Islam. Allah berfirman:
“…Hendaklah kamu tolong-menolong dalam kebaikan dan takwa” (Al-Maidah: 2)
Rasulullah juga bersabda:“Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri’.” (HR. Bukhari Muslim dari Anas)
Orang-orang yang bersaudara karena Allah, mengutamakan pelaksanaan prinsip syariat dan iltizam yang penuh dengan sistem Islam. Ringkasnya, dalam upaya membangun tegaknya ukhuwah islamiyah persyaratan-persyaratan di atas harus dipenuhi. Apabila persyaratan di atas terpenuhi, maka ukhuwah akan tangguh dan tegar. Ukhuwah tidak akan terpengaruh oleh badai dan topan yang menerpanya. Ukhuwah akan menjadi kokoh seperti gunung, bersinar terang seperti matahari, dan selalu ceria seperti pagi yang cerah.
(Dipetik dari buku Abdullah Nasih Ulwan, “Persaudaraan Islam”.)
InsyaAllah, dgn ape yg kita dapat kongsi pada hari ini, kita jadikan panduan utk menilai semula amalan2 kita. Adakah kita mengerjakan amal2 hanya kerana Allah semata2 ataupun kerana kepentingan diri kita sendiri? Perbaharui dan tajdid niat kita sehari2. Semoga setiap kerja yg kita lakukan diterima sebagai amal dan seterusnya menjadikan seluruh kehidupan kita diterima sebagai ibadah. InsyaAllah..ameen. InsyaAllah jumpe lagi ye..syukran..wassalam.
No comments:
Post a Comment