*Bicara pada diri*



*Hari Jum'at hadir kembali, aku berdiri didepan cermin dan berkata pada diri sendiri sebagai berikut:*
Apakah engkau mengira bahawa Tuhanmu menciptakan engkau dengan sia-sia.

Hanya untuk senda gurau atas dunia.

Menghimpunkan gunung-gunung dosa tanpa rasa malu berbuat cela.

Melayan angan dan mimpi dalam asyik kilauan pesona dunia.

Menghamba diri kepada serakah nafsu dan tunduk patuh kepada bisikan iblis durhaka.

Apakah engkau layak digelar hamba kepada Pencipta sedangkan engkau tiada pernah mahu tunduk patuh kepada-Nya.

Engkau merasa bebas merdeka berbuat apa saja mengikut runtunan gelora nafsumu yang menggila.

Sadarlah jika engkau masih manusia.

Bahawa dirimu itu adalah amanah Allah supaya engkau jaga dan engkau sucikan dari kotoran-kotoran kemusyrikan dan kemunafikan pura-pura.

Dan amanah ini pernah ditawarkan kepada gunung dan makhluk lainnya 

Namun mereka menolak kerana tiada sanggup untuk memikulnya.

Lalu manusia yang telah menyanggupi untuk menanggung amanah ini kerana sifat manusia itu yang suka tergesa-gesa.

Tidakkah engkau memperhatikan dari apa engkau dicipta?

Jasad yang kaku dari saripati air, api, angin dan tanah.

Engkau yang dulunya mati diberi hidup.

Engkau yang tiada mengetahui sesuatu lalu di ajarkan ilmu.

Engkau yang dahulunya lemah diberi upaya. 

Engkau yang dulunya tiada kehendak diberi nafsu.

Engkau buta lalu diberi penglihatan.

Engkau tuli lalu diberi mendengar.

Engkau bisu lalu diberi berkata-kata.

Dan Allah yang menyempurnakan kejadianmu mengikut ketetapan atas kehendak-Nya.

Dan kejadian dirimu adalah bersesuaian dengan apa keperluan selama kehidupanmu atas dunia.

Lalu apakah engkau menganggap segala itu adalah sia-sia tanpa apa-apa makna.

Apakah masih engkau mempunyi alasan untuk menyirnakan itu semua?

Tangan dan jari-jemarimu yang di jadikan sesuai dengan keperluan untuk pekerjaan dan menjaga keperluan tubuhmu.

Kaki yang dijadikan untuk engkau berdiri dan berjalan mencari keperluan hidupmu.

Masihkah tiada perlu engkau syukuri semua itu?

Maka nikmat Allah yang mana lagi hendak engkau dustakan, setelah segalanya lengkap dan sempurna kalimat Allah atas dirimu & sempurna kejadianmu.

Kenapa tiada engkau bersungguh-sungguh memperhatikan akan sifat kepemurahan yang amat kasih sayangnya Allah padamu.

Kenapa engkau mempersia-siakan amanah Allah yang telah engkau sanggupi menjaga kesuciannya, dengan melilitkan lumpur hitam noda dosa kelalaian yang tiada kesudahan?

Haruslah engkau malu dan mencela akan dirimu yang tak tahu mensyukuri dan tiada tahu berterimakasih kepada Allah yang amat Maha Pengasih itu.

Ambillah peringatan ini sebelum tibanya hari penyesalan, yang tiada sesiapa pun akan bisa menolongmu, melainkan amalan solehmu yang ikhlas dalam kehambaan itu saja yg bisa menyelamatkanmu, dari kesusahan dan azab sengsara di Yaumil Mahsyar kelak.

Semoga menjadi diri yang lebih baik lagi dan lebih bermanfa'at.

*Rabbana Taqabbal Minna.*
Ya Allah terimalah dari kami (amalan kami), aamiin...

😊❤👍

No comments:

Bumi Tuhan... Bersaksilah